Slide # 1

Slide # 1

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Rabu, 04 Desember 2013

MAKALAH PENGAGGURAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Salah satu faktor ekonomi penyebab kemiskinan yang melanda Negara tercinta kita , yakni  makin meningkatnya angka pengangguran. Pengangguran adalah masalah yang paling berat, karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
B.     Rumusan masalah
1.      Apakah pengertian pengangguran?
2.      Apa saja jenis-jenis pengangguran?
3.      Apa saja sebab-sebab terjadinya pengangguran?
4.      Apa saja dampak-dampak pengangguran?
5.      Bagaimana pengangguran menurut pandangan agama Islam?
6.      Bagaimana cara mengatasi pengangguran?
C.    Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah pengertian pengangguran berdasarkan teori-teori yang ada, bagaimanakah pengagguran menurut agama islam, dan bagaimanakah cara mengatasi pengangguran yang terjadi di Indonesia.
      

 BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian pengangguran
Pengertian pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:
Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Menurut Payman J. Simanjuntak Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.[1]
 Pengertian pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja.
Menurut Menakertrans Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.[2]

B.     Jenis-jenis pengangguran
      Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1.      Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Contoh : suatu kantor mempekerjakan 10 orang karyawan padahal pekerjaan dalam kantor itu dapat dikerjakan dengan baik walau hanya dengan 8 orang karyawan saja,sehingga terdapat kelebihan 2 orang tenaga kerja. Orang-orang semacam ini yang disebut dengan pengangguran terselubung.
2.       Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. Contoh: seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya
3.      Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1.       Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
2.       Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti: akibat permintaan berkurang, akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi, akibat kebijakan pemerintah.
3.       Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.
4.       Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
5.       Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
6.      Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
7.      Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).

C.    Sebab-sebab terjadinya pengagguran
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
1.      Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2.      Struktur lapangan kerja tidak seimbang.
3.      Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.       Meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia.
5.      Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

D.    Dampak-dampak pengangguran
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
1.      Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
 Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.[3]
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
·         Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
·         Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
·         Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
2.      Dampak pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
·         Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
·         Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
·         Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.

E.     Pengangguran menurut pandangan islam
Islam  telah memperingatkan  agar umatnya jangan sampai ada yang menganggur karena pengagguran merupakan salah satu hal yang bisa menyebabkan kemiskinan, karena ditakutkan dengan kemiskinan tersebut seseorang akan berbuat apa saja termasuk yang merugikan orang lain demi terpenuhinya kebutuhan pribadinya, ada sebuah hadist yang mengatakan “ kemiskinan akan mendekatkan kepada kekufuran.[4]
Namun kenyataannya, di negara – negara yang mayoritas berpenduduk muslim tak terkecuali Indonesia tingkat pengaggurannya relatif tinggi. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang buruknya pengangguran, baik bagi individu,  masyarakat ataupun negara, akan meningkatkan motivasi untuk bekerja lebih serius.
Walaupun Allah telah berjanji akan menaggung rizqi kita semua, namun hal itu bukan berarti tanpa ada persyaratan yang perlu untuk dipenuhi. Syarat yang paling utama adalah kita harus berusaha untuk mencari rizqi yang dijanjikan itu, karena Allah SWT telah menciptakan “sistem”  yaitu siapa yang bekerja maka dialah yang akan mendapatkan rizqi dan barang siapa yang berpangku tangan  maka dia akan kehilangan rizqi.Artinya, ada suatu proses yang harus dilalui untuk mendapatkan rizqi tersebut.
Oleh karena itu semua potensi yang ada harus dapat dimanfaatkan untuk mencari, menciptakan dan menekuni pekerjaan. [5]Muhammad Al Bahi, sebagaimana  yang telah dikutip oleh Mursi ( 1997:34) mengatakan bahwa ada tiga unsur penting untuk menciptakan kehidupan yang positif dan produktif, yaitu:
a.                 Mendayagunakan seluruh potensi yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada kita untuk bekerja, melaksanakan gagasan dan memproduksi.
b.                Bertawakal kepada Allah, berlindung dan memeinta pertolongan kepada-Nya ketika melakukan suatu pekerjaan.
c.                  Percaya kepada Allah bahwa Dia mampu menolak bahaya, kesombingan dan kediktatoran yang memasuki lapangan pekerjaan.
Bermalas-malasan atau menganggur akan memberikan dampak negatif langsung kepada pelakunya serta akan mendatangkan dampak tidak langsung terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Dalam kaitannya dengan bidang pekerjaan yang harus dipilih, Islam mendorong umatnya untuk berproduksi dan menekuni aktivitas ekonomi dalm segala bentuk seperti: pertanian, pengembalaan, berburu,industri , perdagangan dan lain-lain. Islam tidak semata-mata hanya memerintahkan untuk bekerja tetapi harus bekerja dengan lebih baik (insan), penuh ketekunan dan profesional.
Manusia dalam bekerja bukanlah suatu perkara yang sepele tetapi merupakan suatu kewajiban agama yang harus dipatuhi oleh setiap muslim. “ Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang  melakukan pekerjaan yang dilakukan secara itqan (profesional)” (HR.Baihaqi).
Menurut Qardhawi (2005:6-18) pengangguran dapat dibagi menjadi dua kelompokkan, yaitu:
a.       Pengangguran jabariyah (terpaksa)
Suatu pengangguran dimana seseorang tidak mempunyai hak sedikitpun memilih status ini dan terpaksa menerimanya. Pengangguran seperti ini umunya terjadi karena seseorang tidak mempunyai keterampilan sedikitpun, yang sebenarnya bisa dipelajari sejak kecil sebagai modal untuk masa depannnya atau seseorang telah mempunyai suatu keterampilan tetapi keterampilan ini tidak berguna sedikitpun karena adanya perubahan lingkungan dan perkembangan zaman.
b.       Pengangguran khiyariyah
Seseorang yang  memilih untuk menganggur padahal dia pada dasarnya adalah orang yang mampu untuk bekerja, namun pada kenyataanya dia memilih untuk berpangku tangan dan bermalas-malasan hingga menjadi beban bagi orang lain. Dia memilih hancur dengan potensi yang dimilki dibandingkan  menggunakannya untuk bekerja . Dia tidak pernah mengusahakan suatu pekerjaan dan mempunyai pribadi yang lemah hingga menjadi “ sampah masyarakat”.
Adanya pembagian kedua kelompok ini mempunyai kaitan erat dengan solusi yang menurut islam untuk mengatasi suatu pengangguran. Kelompok pengangguran jabariyah perlu mendapatkan perhatian dari pemeintah agar mereka dapat bekerja. Sebaliknya, Islam tidak mengalokasikan  dana dan bantuan untuk pengangguran khiyariyah karena pada prinsipnya mereka memang tidak memerlukan bantuan karena pada dasarnya mereka mampu untuk bekerja hanya saja mereka malas untuk memanfaatkan potensinya dan lebih memilih menjadi beban bagi orang lain.

F.     Cara mengatasi pengangguran
Untuk mengatasi pengangguran, ada beberapa cara yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini diantaranya:
a)      Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
b)       Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan.
c)       Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong.
d)      Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
e)      Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
f)        Menggalakkan pengembangan sektor Informal, seperti home indiustri.
g)       Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sector formal lainnya.
h)       Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
i)        Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
j)         Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
k)      Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
l)         Meningkatkan daya beli Masyarakat.



BAB III
ANALISA BERITA

A.    Paparan Berita

Meskipun pengangguran di Indonesia terjadi penurunan, tapi hal ini bukan berarti telah selasainya masalah pengguran di Indonesia, hal ini dilihat dari berita yang penulis kutip dari jejaring sosial.

Berita 1
KONDISI PENGANGGURAN DI INDONESIA

Pada Februari 2013, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 5,92 Persen2013-05-06
Hits : 5369
Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 121,2 juta orang, bertambah sebanyak 3,1 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2012 sebanyak 118,1 juta orang atau bertambah sebanyak 780 ribu orang dibanding Februari 2012.

Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 114,0 juta orang, bertambah sebanyak 3,2 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2012 sebanyak 110,8 juta orang atau bertambah 1,2 juta orang dibanding keadaan Februari 2012.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 5,92 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen dan TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen.

Selama setahun terakhir (Februari 2012-Februari 2013), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor Perdagangan sebanyak 790 ribu orang (3,29 persen), Sektor Konstruksi sebanyak 790 ribu orang (12,95 persen), serta Sektor Industri sebanyak 570 ribu orang (4,01 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian dan Sektor Lainnya, masing-masing mengalami penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 3,01 persen dan 5,73 persen.

Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2013, sebanyak 78,3 juta orang (68,68 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 7,0 juta orang (6,17 persen).

Pada Februari 2013, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebanyak 54,6 juta orang (47,90 persen), sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan diploma sebanyak 3,2 juta orang (2,82 persen) dan penduduk bekerja dengan pendidikan universitas hanya sebanyak 7,9 juta orang (6,96 persen).
Berita di ambil dari http://www.bps.go.id/?news=1010

Berita 2
Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 50 Juta Orang
Minggu, 09 Juni 2013 | 21:05

Ilustrasi anak dan kemiskinan. (sumber: Antara)
Jakarta - Jumlah penduduk miskin di Indonesia begitu mengerikan. Bahkan jumlah pengangguran saat ini mencapai 50 juta orang.
"Kemiskinan menjadi momok menakutkan bagi bangsa ini. Ini persoalan mendasar yang harus diselesaikan pemerintah di masa mendatang," ujar Ketua Gerakan Melawan Kemiskinan Indonesia Raya, Yudi Syamhudi Suyuti kepada Beritasatu di Jakarta, Minggu (9/6).
Kemiskinan, kata politisi partai Gerindra itu, bukan hanya persoalan orang-orang miskin saja tetapi juga pemerintah dan pelaku usaha lainnya. Kebijakan untuk mengentaskan kemiskin selama ini tidak tepat sasaran.
"Karena kemiskinan yang tinggi akan mendorong tingginya angka kriminalitas, penyakit masyarakat hingga anarkisme. Kemiskinan adalah bom waktu kekerasan dan bisa menghancurkan negeri ini," tegasnya.
Yudi mengatakan, langkah cepat menyelesaikan persoalan kemiskinan ini adalah melalui politik yang berpihak pada perlawanan kemiskinan.
Beranjak dari fakta itulah, ia menyarankan, ke depan perlu dibuat Undang-Undang (UU) antikemiskinan. Dengan undang-undang tersebut kebijakan pengentasan kemiskinan tak bisa lagi diacuhkan pemerintah.



B.     Analisa berita berdasarkan teori
Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat penganggurannya cukup tinggi yang saat ini mencapai 50 juta orang, ini terbukti dari setiap tahunnya pengagguran di Indonesia semakin meningkat. Dari berita tersebut yang menjadi faktor pengangguran yaitu mengenai faktor pendidikan. Masyarakat yang berpendidikan rendah yang paling mendominasi yakni 47,90 persen, sedangkan masyarakat yang berpendidikan sedang yakni 2,82 persen, sedangakan masyarakat yang berpendidikan tinggi yakni mencapai 6,96 persen.
Adapun jenis pengangguran yang paling mendominasi di Indonesia yakni pengangguran jenis under unemployment. Hal ini terbukti dengan sebanyak 78,3 juta orang (68,68 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 7,0 juta orang (6,17 persen).
Adapun hal lain, pengagguran di Indonesia ini juga disebabkan beberapa faktor salah satunya yakni jumlah lapangan pekerjaan yang ada tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja, sehingga masyarakat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Disamping itu masalah ini juga menyababkan banyaknya tenaga kerja di Indonesia yang merantau (untuk menjadi TKI dan TKW) ke negeri tetangga untuk mendapatkan pekerjaan, seperti ke Malaysia, Arab Saudi dan sebagainya.
Pengagguran juga berdampak buruk bagi perekonomian masyarakat di negara ini. Ini terbukti dengan banyaknya kemiskinan yang melanda masyarakat Indonesia, terutama dikota-kota besar, seperti di yang terjadi di Ibu kota dan kota-kota besar lainnya.
Selain itu pengangguran juga mengakibatkan anak-anak Indonesia tidak bisa terpenuhi akan hak-haknya, seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Ini terbukti dengan masih banyaknya anak-anak usia sekolah yang mengemis, bekerja sebagai pemulung, dan banyak dari mereka yang tidak memiliki tempat tinggal, sehingga mereka tidur di kolong-kolong jembatan dan lain-lain.
Dengan munculnya permasalahan sosial berupa pengangguran tersebut maka pmenimbulkan berbagai permasalahan yang antara lain bagaimana pengangguran di Indonesia menjadi sangat rumit dan tergolong masih tinggi. Dengan jumlah angka pengangguran yang tinggi ini tentunya akan menimbulkan dampak bagi masyarakat Indonesia adan sisitem-sistem yang ada. Sertya bagaimanakah upaya yang tepat yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta menurut cara pandang sosiologis untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia.

C.    Analisa berdasarkan agama islam
Berdasarkan sidut pandang Islam, Indonesia sebagian masyarakatnya merupakan pengangguran Jabbariyah, dimana penduduknya terpaksa untuk tidak bekerja dikarenakan banyak hal, diantaranya sedikitnya lapangan pekerjaan daripada pekerjanya, dikarenakan lanjut usia sehingga orang tersebut tidak mampu untuk bekerja lagi.
Islam juga menganjurkan agar manusia tidak menganggur, karena mengaggur identik dengan bermalas-malasan. Dengan bermalas-malasan, maka manusia cenderung akan melakukan suatu hal yang negatif. Islam juga mendorong pemeluknya untuk berkarya, berproduksi dan menekuni aktivitas ekonomi dalam segala bentuk seperi pertanian, penggembalaan, berburu, industri, berdagang dll. Islam tidak semata-mata memerintahkan untuk bekerja, tetapi bekerja harus dengan baik (ihsan) penuh ketekunan dan prefesional. Ihsan dalam bekerja merupakan kewajiban yang wajib di lakukan oleh setiap muslim.
“Sesungguhnya Allah mencintai jika seorang melakukan pekerjaaan yang di lakukan secara itqam (prefesional)” HR. Baihaqi.
Alloh juga berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Jumu’ah ayat 10, yang berbunyi
فاذا قضيت الصلوة فانتشروا فى الارض وابتغوا من فضل الله واذ كروا الله كثيرا لعلكم تفلحون.             
Artinya: “Apabila sholat telah dilaksanakan , maka bertebarlah kamu di bumi; carilah karunia Alloh , dan banyaklah mengingat Alloh, agar kamu beruntung.”(QS. Al Jumu’ah:10).
Dari ayat tersebut dapat di jelaskan bahwa bekerja merupakan tugas yang sangat mulia.
Ayat lain yaitu surah Huud ayat 6, yang berbunyi
وما من دابة فى الارض الا على الله رزقها ويعلم مستقرها ومستودعها كل فى كتب مبين.                      
Artinya: “Dan tidak ada satu hewan melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang nyata (laukhil mahfuzd).” (QS. Huud ayat 6).

Walaupun dalam ayat tersebut Allah telah menjaminnya, tetapi hal itu bukan berarti tanpa ada persyaratan yang harus dipenuhi. Syarat yang paling penting adalah usaha kita dalam mencari rizki yang di janjikan oleh Allah, karena Allah telah membuat sistem yaitu siapa yang bekerja maka dialah yang mendapat rizki dan siapa yang berpangku tangan akan kehilangan rizki.
Bermalas-malasan atau menganggur selain mendatanggan efek negative bagi pelaku secara langsung, juga akan mendatangkan dampak tidak langsung terhadap perekonomian. Karena pengangguran akan mengakibatkan ketidak optimalnya tingkat pertumbuhan ekonomi akibat sebagian potensi faktor produksi yang tidak termanfaatkan.


BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pengangguran di Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, banyak sekali terdapat pengangguran di mana-mana. Penyebab pengangguran di Indonesia ialah terdapat pada masalah sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan pekerjaan. Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah membuat suatu program untuk menampung para pengangguran. Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah sebaiknya kita secara pribadi juga harus berusaha memperbaiki kualitas sumber daya kita agar tidak menjadi seorang pengangguran dan menjadi beban pemerintah. 
Dampak pengangguran akan sangat berpengaruh bagi tatanan kehidupan sosial, contohnya kejahatan sosial pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula beli anak, anak jalanan dan lain-lain. pengangguran telah menjadi kuman penyakit sosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia, martabat dan harga diri manusia.
B.     Saran
Peran orang terdekat dan pemerintah menjadi penunjang permasalahan pengagguran ini Orang terdekat hendaklah memberi dorongan dan memberi semangat si-pengaggur dengan hal positif atau dengan menyarankan untuk menjadi wirausahawan. Dan pemerintah hendaknya menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan jumlah pengagguran dengan pelatihan berbagai sumber daya manusia yang memadai.









3 komentar: