BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu
faktor ekonomi penyebab kemiskinan yang melanda Negara tercinta kita ,
yakni makin meningkatnya angka pengangguran. Pengangguran adalah masalah
yang paling berat, karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah
sosial lainnya.
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran
yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya
GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
B. Rumusan masalah
1.
Apakah pengertian pengangguran?
2.
Apa saja jenis-jenis pengangguran?
3.
Apa saja sebab-sebab terjadinya
pengangguran?
4.
Apa saja dampak-dampak pengangguran?
5.
Bagaimana pengangguran menurut
pandangan agama Islam?
6.
Bagaimana cara mengatasi
pengangguran?
C. Tujuan penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah pengertian
pengangguran berdasarkan teori-teori yang ada, bagaimanakah pengagguran menurut
agama islam, dan bagaimanakah cara mengatasi pengangguran yang terjadi di
Indonesia.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian
pengangguran
Pengertian pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi
waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam
arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam
arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di
atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:
Menurut
Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya.
Menurut
Payman J. Simanjuntak Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia
angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.[1]
Pengertian pengangguran berdasarkan istilah
umum dari pusat dan latihan tenaga kerja Pengangguran adalah orang yang tidak
mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu
melakukan kerja.
Menurut
Menakertrans Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari
pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.[2]
B. Jenis-jenis pengangguran
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau
tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1.
Pengangguran Terselubung (Disguissed
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
suatu alasan tertentu. Contoh : suatu kantor mempekerjakan 10 orang karyawan
padahal pekerjaan dalam kantor itu dapat dikerjakan dengan baik walau hanya
dengan 8 orang karyawan saja,sehingga terdapat kelebihan 2 orang tenaga kerja.
Orang-orang semacam ini yang disebut dengan pengangguran terselubung.
2.
Setengah Menganggur (Under Unemployment)
adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. Contoh: seorang buruh bangunan
yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara menganggur
sambil menunggu proyek berikutnya
3.
Pengangguran Terbuka (Open
Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai
pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat
pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan
menjadi beberapa jenis, yaitu :
1.
Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya)
kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
2.
Pengangguran struktural (Struktural
Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa
diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti: akibat permintaan berkurang,
akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi, akibat kebijakan pemerintah.
3.
Pengangguran friksional (Frictional
Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian
antara pemberi kerja dan pencari kerja.
4.
Pengangguran ini sering disebut pengangguran
sukarela.
5.
Pengangguran musiman
adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian
musim tanam ke musim panen.
6.
Pengangguran teknologi adalah
pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia
menjadi tenaga mesin-mesin
7.
Pengangguran siklus adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi).
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat
demand).
C. Sebab-sebab terjadinya pengagguran
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai
berikut:
1.
Besarnya angkatan kerja tidak
seimbang dengan kesempatan kerja Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah
angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi
sebaliknya sangat jarang terjadi.
2.
Struktur lapangan kerja tidak seimbang.
3.
Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan
penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya
sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi.
Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang
dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian
tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.
Meningkatnya peranan dan
aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia.
5.
Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja
antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja
lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi
keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga
kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara
lainnya.
D. Dampak-dampak pengangguran
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu
mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
1. Dampak
Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara
pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi
agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu
negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan
pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.[3]
Hal ini
terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian,
seperti yang dijelaskan di bawah ini:
·
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak
dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena
pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai
masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan
lebih rendah.
·
Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional
yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran
yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari
masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan
ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan
terus menurun.
·
Pengangguran tidak menggalakkan
pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat
akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan
berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha)
untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat
investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
2. Dampak
pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan masyarakat
Berikut ini
merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
terhadap masyarakat pada umumnya:
·
Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
·
Pengangguran dapat menghilangkan
ketrampilan
·
Pengangguran akan menimbulkan
ketidakstabilan sosial politik.
E. Pengangguran menurut pandangan islam
Islam telah memperingatkan agar umatnya jangan sampai ada yang
menganggur karena pengagguran merupakan salah satu hal yang bisa menyebabkan
kemiskinan, karena ditakutkan dengan kemiskinan tersebut seseorang akan berbuat
apa saja termasuk yang merugikan orang lain demi terpenuhinya kebutuhan
pribadinya, ada sebuah hadist yang mengatakan “ kemiskinan akan mendekatkan
kepada kekufuran.[4]
Namun kenyataannya, di negara – negara yang mayoritas berpenduduk muslim
tak terkecuali Indonesia tingkat pengaggurannya relatif tinggi. Meningkatnya
pemahaman masyarakat tentang buruknya pengangguran, baik bagi individu, masyarakat ataupun negara, akan meningkatkan
motivasi untuk bekerja lebih serius.
Walaupun Allah telah berjanji akan menaggung rizqi kita semua, namun hal
itu bukan berarti tanpa ada persyaratan yang perlu untuk dipenuhi. Syarat yang
paling utama adalah kita harus berusaha untuk mencari rizqi yang dijanjikan
itu, karena Allah SWT telah menciptakan “sistem” yaitu siapa yang bekerja maka dialah yang
akan mendapatkan rizqi dan barang siapa yang berpangku tangan maka dia akan kehilangan rizqi.Artinya, ada
suatu proses yang harus dilalui untuk mendapatkan rizqi tersebut.
Oleh karena itu semua potensi yang ada harus dapat dimanfaatkan untuk
mencari, menciptakan dan menekuni pekerjaan. [5]Muhammad Al
Bahi, sebagaimana yang telah dikutip
oleh Mursi ( 1997:34) mengatakan bahwa ada tiga unsur penting untuk menciptakan
kehidupan yang positif dan produktif, yaitu:
a.
Mendayagunakan
seluruh potensi yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada kita untuk bekerja,
melaksanakan gagasan dan memproduksi.
b.
Bertawakal kepada
Allah, berlindung dan memeinta pertolongan kepada-Nya ketika melakukan suatu
pekerjaan.
c.
Percaya kepada Allah bahwa Dia mampu menolak
bahaya, kesombingan dan kediktatoran yang memasuki lapangan pekerjaan.
Bermalas-malasan atau menganggur akan memberikan dampak negatif langsung
kepada pelakunya serta akan mendatangkan dampak tidak langsung terhadap
perekonomian secara keseluruhan.
Dalam kaitannya dengan bidang pekerjaan yang harus dipilih, Islam
mendorong umatnya untuk berproduksi dan menekuni aktivitas ekonomi dalm segala
bentuk seperti: pertanian, pengembalaan, berburu,industri , perdagangan dan
lain-lain. Islam tidak semata-mata hanya memerintahkan untuk bekerja tetapi
harus bekerja dengan lebih baik (insan), penuh ketekunan dan profesional.
Manusia dalam bekerja bukanlah suatu perkara yang sepele tetapi merupakan
suatu kewajiban agama yang harus dipatuhi oleh setiap muslim. “ Sesungguhnya
Allah mencintai jika seseorang melakukan
pekerjaan yang dilakukan secara itqan (profesional)” (HR.Baihaqi).
Menurut Qardhawi (2005:6-18) pengangguran dapat dibagi menjadi dua
kelompokkan, yaitu:
a.
Pengangguran
jabariyah (terpaksa)
Suatu pengangguran dimana seseorang tidak mempunyai hak sedikitpun memilih
status ini dan terpaksa menerimanya. Pengangguran seperti ini umunya terjadi
karena seseorang tidak mempunyai keterampilan sedikitpun, yang sebenarnya bisa
dipelajari sejak kecil sebagai modal untuk masa depannnya atau seseorang telah
mempunyai suatu keterampilan tetapi keterampilan ini tidak berguna sedikitpun
karena adanya perubahan lingkungan dan perkembangan zaman.
b. Pengangguran khiyariyah
Seseorang yang memilih untuk
menganggur padahal dia pada dasarnya adalah orang yang mampu untuk bekerja,
namun pada kenyataanya dia memilih untuk berpangku tangan dan bermalas-malasan
hingga menjadi beban bagi orang lain. Dia memilih hancur dengan potensi yang
dimilki dibandingkan menggunakannya untuk
bekerja . Dia tidak pernah mengusahakan suatu pekerjaan dan mempunyai pribadi
yang lemah hingga menjadi “ sampah masyarakat”.
Adanya pembagian kedua kelompok ini mempunyai kaitan erat dengan solusi
yang menurut islam untuk mengatasi suatu pengangguran. Kelompok pengangguran
jabariyah perlu mendapatkan perhatian dari pemeintah agar mereka dapat bekerja.
Sebaliknya, Islam tidak mengalokasikan
dana dan bantuan untuk pengangguran khiyariyah karena pada prinsipnya
mereka memang tidak memerlukan bantuan karena pada dasarnya mereka mampu untuk
bekerja hanya saja mereka malas untuk memanfaatkan potensinya dan lebih memilih
menjadi beban bagi orang lain.
F. Cara mengatasi pengangguran
Untuk
mengatasi pengangguran, ada beberapa cara yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah,
dalam hal ini diantaranya:
a)
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
b)
Segera memindahkan
kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan
sector ekonomi yang kekurangan.
c)
Mengadakan pelatihan
tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong.
d)
Segera mendirikan industri padat karya di
wilayah yang mengalami pengangguran.
e)
Perluasan kesempatan kerja dengan
cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
f)
Menggalakkan pengembangan
sektor Informal, seperti home indiustri.
g)
Menggalakkan program transmigrasi untuk
menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sector formal lainnya.
h)
Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah,
seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga
bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi
baru dari kalangan swasta.
i)
Pemberian informasi yang cepat jika
ada lowongan kerja di sector lain, dan
j)
Melakukan pelatihan di bidang keterampilan
lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
k)
Mengarahkan permintaan masyarakat
terhadap barang dan jasa.
l)
Meningkatkan daya beli Masyarakat.
BAB III
ANALISA
BERITA
A. Paparan Berita
Meskipun
pengangguran di Indonesia terjadi penurunan, tapi hal ini bukan berarti telah
selasainya masalah pengguran di Indonesia, hal ini dilihat dari berita yang
penulis kutip dari jejaring sosial.
Berita 1
KONDISI PENGANGGURAN DI INDONESIA
Pada Februari 2013, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 5,92 Persen2013-05-06
Hits : 5369
Hits : 5369
Jumlah angkatan kerja di Indonesia
pada Februari 2013 mencapai 121,2 juta orang, bertambah sebanyak 3,1 juta orang
dibanding angkatan kerja Agustus 2012 sebanyak 118,1 juta orang atau bertambah
sebanyak 780 ribu orang dibanding Februari 2012.
Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 114,0 juta orang, bertambah sebanyak 3,2 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2012 sebanyak 110,8 juta orang atau bertambah 1,2 juta orang dibanding keadaan Februari 2012.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 5,92 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen dan TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen.
Selama setahun terakhir (Februari 2012-Februari 2013), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor Perdagangan sebanyak 790 ribu orang (3,29 persen), Sektor Konstruksi sebanyak 790 ribu orang (12,95 persen), serta Sektor Industri sebanyak 570 ribu orang (4,01 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian dan Sektor Lainnya, masing-masing mengalami penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 3,01 persen dan 5,73 persen.
Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2013, sebanyak 78,3 juta orang (68,68 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 7,0 juta orang (6,17 persen).
Pada Februari 2013, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebanyak 54,6 juta orang (47,90 persen), sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan diploma sebanyak 3,2 juta orang (2,82 persen) dan penduduk bekerja dengan pendidikan universitas hanya sebanyak 7,9 juta orang (6,96 persen).
Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 114,0 juta orang, bertambah sebanyak 3,2 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2012 sebanyak 110,8 juta orang atau bertambah 1,2 juta orang dibanding keadaan Februari 2012.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 5,92 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen dan TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen.
Selama setahun terakhir (Februari 2012-Februari 2013), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor Perdagangan sebanyak 790 ribu orang (3,29 persen), Sektor Konstruksi sebanyak 790 ribu orang (12,95 persen), serta Sektor Industri sebanyak 570 ribu orang (4,01 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian dan Sektor Lainnya, masing-masing mengalami penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 3,01 persen dan 5,73 persen.
Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2013, sebanyak 78,3 juta orang (68,68 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 7,0 juta orang (6,17 persen).
Pada Februari 2013, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebanyak 54,6 juta orang (47,90 persen), sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan diploma sebanyak 3,2 juta orang (2,82 persen) dan penduduk bekerja dengan pendidikan universitas hanya sebanyak 7,9 juta orang (6,96 persen).
Berita 2
Jumlah Pengangguran di
Indonesia Capai 50 Juta Orang
Minggu, 09 Juni 2013 | 21:05
Ilustrasi anak dan kemiskinan.
(sumber: Antara)
Jakarta - Jumlah penduduk miskin di Indonesia begitu
mengerikan. Bahkan jumlah pengangguran saat ini mencapai 50 juta orang.
"Kemiskinan menjadi momok menakutkan bagi bangsa ini. Ini persoalan
mendasar yang harus diselesaikan pemerintah di masa mendatang," ujar Ketua
Gerakan Melawan Kemiskinan Indonesia Raya, Yudi Syamhudi Suyuti kepada
Beritasatu di Jakarta, Minggu (9/6).
Kemiskinan, kata politisi partai Gerindra itu, bukan hanya persoalan
orang-orang miskin saja tetapi juga pemerintah dan pelaku usaha lainnya.
Kebijakan untuk mengentaskan kemiskin selama ini tidak tepat sasaran.
"Karena kemiskinan yang tinggi akan mendorong tingginya angka
kriminalitas, penyakit masyarakat hingga anarkisme. Kemiskinan adalah bom waktu
kekerasan dan bisa menghancurkan negeri ini," tegasnya.
Yudi mengatakan, langkah cepat menyelesaikan persoalan kemiskinan ini
adalah melalui politik yang berpihak pada perlawanan kemiskinan.
Beranjak dari fakta itulah, ia menyarankan, ke depan perlu dibuat
Undang-Undang (UU) antikemiskinan. Dengan undang-undang tersebut kebijakan
pengentasan kemiskinan tak bisa lagi diacuhkan pemerintah.
Berita di ambil dari http://www.beritasatu.com/politik/118581-jumlah-pengangguran-di-indonesia-capai-50-juta-orang.html
B. Analisa berita berdasarkan teori
Indonesia merupakan
salah satu negara yang tingkat penganggurannya cukup tinggi yang saat ini
mencapai 50 juta orang, ini terbukti dari setiap tahunnya pengagguran di
Indonesia semakin meningkat. Dari berita tersebut yang menjadi faktor
pengangguran yaitu mengenai faktor pendidikan. Masyarakat yang berpendidikan
rendah yang paling mendominasi yakni 47,90 persen, sedangkan masyarakat yang
berpendidikan sedang yakni 2,82 persen, sedangakan masyarakat yang
berpendidikan tinggi yakni mencapai 6,96 persen.
Adapun jenis
pengangguran yang paling mendominasi di Indonesia yakni pengangguran jenis under
unemployment. Hal ini terbukti dengan sebanyak 78,3 juta orang (68,68
persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan
jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 7,0 juta orang (6,17
persen).
Adapun hal
lain, pengagguran di Indonesia ini juga disebabkan beberapa faktor salah
satunya yakni jumlah lapangan pekerjaan yang ada tidak sebanding dengan jumlah
tenaga kerja, sehingga masyarakat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.
Disamping itu masalah ini juga menyababkan banyaknya tenaga kerja di Indonesia
yang merantau (untuk menjadi TKI dan TKW) ke negeri tetangga untuk mendapatkan pekerjaan,
seperti ke Malaysia, Arab Saudi dan sebagainya.
Pengagguran
juga berdampak buruk bagi perekonomian masyarakat di negara ini. Ini terbukti
dengan banyaknya kemiskinan yang melanda masyarakat Indonesia, terutama
dikota-kota besar, seperti di yang terjadi di Ibu kota dan kota-kota besar
lainnya.
Selain itu
pengangguran juga mengakibatkan anak-anak Indonesia tidak bisa terpenuhi akan
hak-haknya, seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk mendapatkan
kehidupan yang layak. Ini terbukti dengan masih banyaknya anak-anak usia
sekolah yang mengemis, bekerja sebagai pemulung, dan banyak dari mereka yang
tidak memiliki tempat tinggal, sehingga mereka tidur di kolong-kolong jembatan
dan lain-lain.
Dengan
munculnya permasalahan sosial berupa pengangguran tersebut maka pmenimbulkan
berbagai permasalahan yang antara lain bagaimana pengangguran di Indonesia
menjadi sangat rumit dan tergolong masih tinggi. Dengan jumlah angka
pengangguran yang tinggi ini tentunya akan menimbulkan dampak bagi masyarakat
Indonesia adan sisitem-sistem yang ada. Sertya bagaimanakah upaya yang tepat
yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta menurut cara pandang
sosiologis untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia.
C. Analisa berdasarkan agama islam
Berdasarkan
sidut pandang Islam, Indonesia sebagian masyarakatnya merupakan pengangguran
Jabbariyah, dimana penduduknya terpaksa untuk tidak bekerja dikarenakan banyak
hal, diantaranya sedikitnya lapangan pekerjaan daripada pekerjanya, dikarenakan
lanjut usia sehingga orang tersebut tidak mampu untuk bekerja lagi.
Islam juga
menganjurkan agar manusia tidak menganggur, karena mengaggur identik dengan
bermalas-malasan. Dengan bermalas-malasan, maka manusia cenderung akan
melakukan suatu hal yang negatif. Islam juga mendorong pemeluknya untuk
berkarya, berproduksi dan menekuni aktivitas ekonomi dalam segala bentuk seperi
pertanian, penggembalaan, berburu, industri, berdagang dll. Islam tidak
semata-mata memerintahkan untuk bekerja, tetapi bekerja harus dengan baik
(ihsan) penuh ketekunan dan prefesional. Ihsan dalam bekerja merupakan
kewajiban yang wajib di lakukan oleh setiap muslim.
“Sesungguhnya
Allah mencintai jika seorang melakukan pekerjaaan yang di lakukan secara itqam
(prefesional)” HR. Baihaqi.
Alloh juga berfirman dalam Al-Qur’an
surah Al-Jumu’ah ayat 10, yang berbunyi
فاذا قضيت
الصلوة فانتشروا فى الارض وابتغوا من فضل الله واذ كروا الله كثيرا لعلكم
تفلحون.
Artinya: “Apabila sholat telah
dilaksanakan , maka bertebarlah kamu di bumi; carilah karunia Alloh , dan
banyaklah mengingat Alloh, agar kamu beruntung.”(QS. Al Jumu’ah:10).
Dari ayat tersebut dapat di jelaskan
bahwa bekerja merupakan tugas yang sangat mulia.
Ayat lain yaitu surah Huud ayat 6,
yang berbunyi
وما من دابة
فى الارض الا على الله رزقها ويعلم مستقرها ومستودعها كل فى كتب مبين.
Artinya: “Dan tidak ada satu
hewan melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semua
tertulis dalam kitab yang nyata (laukhil mahfuzd).” (QS. Huud ayat 6).
Walaupun
dalam ayat tersebut Allah telah menjaminnya, tetapi hal itu bukan berarti tanpa
ada persyaratan yang harus dipenuhi. Syarat yang paling penting adalah usaha
kita dalam mencari rizki yang di janjikan oleh Allah, karena Allah telah
membuat sistem yaitu siapa yang bekerja maka dialah yang mendapat rizki dan siapa
yang berpangku tangan akan kehilangan rizki.
Bermalas-malasan
atau menganggur selain mendatanggan efek negative bagi pelaku secara langsung,
juga akan mendatangkan dampak tidak langsung terhadap perekonomian. Karena
pengangguran akan mengakibatkan ketidak optimalnya tingkat pertumbuhan ekonomi
akibat sebagian potensi faktor produksi yang tidak termanfaatkan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengangguran di Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, banyak
sekali terdapat pengangguran di mana-mana. Penyebab pengangguran di Indonesia
ialah terdapat pada masalah sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan
lapangan pekerjaan. Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah membuat
suatu program untuk menampung para pengangguran. Selain mengharapkan bantuan
dari pemerintah sebaiknya kita secara pribadi juga harus berusaha memperbaiki
kualitas sumber daya kita agar tidak menjadi seorang pengangguran dan menjadi
beban pemerintah.
Dampak pengangguran akan sangat berpengaruh bagi tatanan kehidupan sosial,
contohnya kejahatan sosial pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula
beli anak, anak jalanan dan lain-lain. pengangguran telah menjadi kuman
penyakit sosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi
menghasilkan korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya
manusia, martabat dan harga diri manusia.
B. Saran
Peran orang terdekat dan pemerintah menjadi penunjang permasalahan
pengagguran ini Orang terdekat hendaklah memberi dorongan dan memberi semangat
si-pengaggur dengan hal positif atau dengan menyarankan untuk menjadi
wirausahawan. Dan pemerintah hendaknya menciptakan lapangan kerja yang sesuai
dengan jumlah pengagguran dengan pelatihan berbagai sumber daya manusia yang
memadai.
Catatan kakinya ga ada
BalasHapusSumbernya ini dari mana??
BalasHapusSumbernya ini dari mana??
BalasHapus